"Iya (confirm), nanti Mas Anang dan Mbak Ashanty sipil pertama yang insya Allah akan memiliki Maung," kata Chief Strategy Officer PT Pindad Rizka Putranto dalam video yang diunggah akun YouTube The Hermansyah A6, 3 Agustus 2020.
Kendaran taktis ringan Maung saat ini masih dalam fase pembuatan “First Article”, yakni produk pertama yang akan digunakan untuk menjalani serangkaian untuk mendapatkan sertifikasi dari Badan Kelaian di Kementerian Pertahanan.
Sertifikasi tersebut dibutuhkan Maung agar dapat memenuhi persyaratan sebagai kendaraan militer TNI. Fase produksi masal sendiri baru dikerjakan setelah Maung memperoleh sertifikai tersebut.
Maung, kata Pindad, dikembangkan sejak tahun 2018 dari inisiatif Komandan Pusat Persenjataan Infanteri (Danpussenif) saat itu, Mayor Jenderal TNI Surowahadi. Ia yang meminta Pindad dan tim Desain MSA mengembangkan kendaraan khusus infanteri yang sekaligus bisa dipergunakan pasukan untuk menjalankan operasi, patroli, sekaligus penunjang kegiatan harian.
Kendaraan militer tersebut dirancang sebagai kendaraan standar operasional untuk melewati berbagai medan tempur, baik di jalan umum atau pun off-road. Konsep mobil tersebut dikembangkan oleh litbang mandiri PT MSA.
Pindad selanjutnya akan mengambil alih lini industrialisasinya untuk memasuki fase produksi. Konsep prototipe kendaraan ringan taktis 4x4 yang dihasilkan tersebut selanjutnya dinamai Maung. Kendaraan tersebut memiliki dapur pacu dengan kekuatan 150 HP, dan sanggup melewati genangan air setinggi 70 sentimeter, menanjak hingga kemiringan 30 derajat, dan sanggup melewati jarak hingga 600 kilometer.
Baca juga: Lawan Illegal Fishing, Edhy Prabowo Akan Beli 200 Senjata Pindad