Tak hanya itu, arus masuk modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) yang masih cukup tinggi mengindikasikan persepsi yang positif terhadap pengelolaan kebijakan makroekonomi dalam memitigasi dampak pandemi Covid-19, menjaga stabilitas dan mendorong pemulihan ekonomi.
ULN Pemerintah tetap dikelola secara hati-hati dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas yang di antaranya mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,5 persen dari total ULN Pemerintah), sektor konstruksi (16,4 persen), sektor jasa pendidikan (16,3 persen), sektor jasa keuangan dan asuransi (12,4 persen), serta sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,7 persen).
Adapun ULN swasta juga tercatat tumbuh 8,2 persen (yoy) pada akhir kuartal II, lebih tinggi dari kenaikan kuartal sebelumnya sebesar 4,7 persen (yoy). Perkembangan ini disebabkan oleh pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan, sedangkan ULN lembaga keuangan tercatat kontraksi.
Per akhir kuartal II pada 2020, ULN perusahaan bukan lembaga keuangan meningkat dari 7 persen (yoy) pada kuartal sebelumnya menjadi 11,4 persen (yoy). Sementara ULN lembaga keuangan terkontraksi 1,7 persen (yoy), lebih rendah dari kontraksi 2,4 persen (yoy) pada kuartal sebelumnya.
Beberapa sektor dengan pangsa utang luar negeri terbesar, yakni mencapai 77,3 persen dari total ULN swasta, adalah sektor jasa keuangan & asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin (LGA), sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor industri pengolahan.
BISNIS
Baca juga: Utang Naik Akibat Pelebaran Defisit RAPBN 2021, Core: Masih Aman