Program ini diharapkan dapat mengatasi masalah pangan di tengah merebaknya Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Rencananya program itu menyasar para pekerja yang di-PHK.
"Artinya begini, di halaman rumah itu sangat mungkin dilakukan pertanian. Dan sekarang kita sudah lakukan uji coba, mungkin ini sangat baik kepada mereka yang di-PHK tidak stres," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dalam diskusi virtual, Kamis malam, 13 Agustus 2020.
Program itu pada intinya memanfaatkan tanah pekarangan rumah atau lahan marjinal dengan menanam tanaman yang dapat tumbuh dan bisa dipanen dalam waktu 20 hari. "Ada tanaman sayur yang bisa satu bulan panen, ada tiga bulan dan seterusnya," ujar Syahrul.
Program peningkatan ketersediaan pangan di masa normal baru dicanangkan Kementerian Pertanian ini, demi kelangsungan hidup mereka yang di-PHK. Syahrul memprediksi dari 6 atau 7 juta pekerja yang diberhentikan, 1 juta orang pasti pulang kampung dan melirik lahan di sekitar rumah dan bertani.
"Sekarang ini kita akan dorong menjadi bagian dalam memperkuat ketahanan pangan," ujar Syahrul. Dorongan penyediaan bahan pangan di lahan marjinal itu lebih khusus untuk mempersiapkan gizi yang cukup dalam meningkatkan imun tubuh di masa wabah.
Mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu menambahkan, sebagian besar pekerja yang di-PHK berlatar belakang petani. Maka, setelah menanam, menurut dia para pekerja ini bisa kembali ke kota dan melanjutkan pekerjaannya. "Sesudah mau panen dia kembali ke desa, seperti itu," tuturnya.
IHSAN RELIUBUN | RR ARIYANI
Baca juga: Mentan Lepas Ekspor 4.000 Ton Olahan Jagung dan Gandum di Banten