Tidak hanya itu, aliran modal keluar dari produk ETF (exchange-traded fund) dengan aset emas juga terus terjadi setelah komoditas itu memasuki teritori jenuh beli selama 15 hari terakhir. Penguatan harga emas pun menuju level tertingginya sepanjang sejarah pada tahun ini merupakan tantangan sekaligus hadiah bagi para penimbun emas.
Logam mulia disebut menjadi aset paling aman ketika pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia yang dikhawatirkan dapat menekan pertumbuhan ekonomi global. Untuk menahan dampak negatif pandemi tersebut, bank sentral dan pemerintah pun berlomba-lomba memberikan stimulus terhadap perekonomian.
Namun, pada awal pekan ini Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa negaranya telah menemukan vaksin Covid-19 pertama di dunia dan akan memproduksi untuk massal. Hal itu langsung merusak selera investor yang tengah menggandrungi emas.
Sementara itu, pendiri DoubleLine Capital LP Jeffrey Gundlach tetap memperkirakan emas bisa diperdagangkan pada level tertingginya walaupun ada beberapa sentimen pemulihan ekonomi tersebut. Bahkan, Bank of America Corp. menilai harga emas dapat melaju hingga ke level US$ 3.000 per troy punce.
BISNIS
Baca juga: Harga Emas Turun, 5 Saham Emiten Ini Jeblok Berbarengan