TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat total kebutuhan anggaran untuk stimulus guna meringankan biaya listrik masyarakat mencapai Rp 15,39 triliun. Total anggaran ini mencakup bantuan listrik gratis bagi golongan rumah tangga dan UMKM daya 450 VA, diskon 50 persen 900 VA subsidi, dan keringanan listrik industri untuk daya 1.300 VA ke selama masa pandemi Covid-19.
"Benar kebutuhannya banyak, ini sudah kita bicarakan, diskusikan dengan Kementerian Keuangan," kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM, Rida Mulyana dalam konferensi pers secara daring Selasa, 11 Agustus 2020.
Apabila dirinci stimulus ketenagalistrikan ini terbagi dalam beberapa kategori. Mulai dari diskon listrik 100 persen bagi pelanggan 450VA rumah tangga dan 50 persen bagi 900 VA bersubsidi yang sudah berjalan dari April-Juni 2020 dan diperpanjang lagi sampai Juli-September 2020. Dalam program ini membutuhkan biaya mencapai Rp 7,83 triliun.
Kemudian program ini diperpanjang tersebut diperpanjang sampai Oktober-Desember 2020. Dengan demikian ada tambahan biaya Rp 4,33 triliun yang harus disediakan pemerintah.
Selanjutnya, untuk pemberian diskon 100 persen tagihan listrik bagi pelanggan bisnis dan industri daya 450 VA. Program ini sempat diputuskan berjalan selama enam bulan hingga Oktober 2020, dan menyerap biaya Rp 109,02 miliar. Untuk program ini pemerintah juga memutuskan untuk memperpanjang selam dua bulan atau November-Desember 2020 sehingga menelan biaya tambahan Rp 42,05 miliar.
Kemudian, pemerintah saat ini juga memberikan keringanan tarif listrik bagi pelanggan sosial, bisnis, industri, dan layanan khusus yang berlangsung selama Juli-Desember 2020.
Dalam golongan ini, pemerintah memberikan pembebasan ketentuan rekening minimum bagi pelanggan 1.300 VA ke atas dengan pemakaian listrik kurang dari 40 jam. Sebagai contoh, jika pemakaian hanya 20 jam, maka pemilik hanya membayar penggunaannya saja dan sisa bayar akan ditanggung oleh pemerintah.
Selanjutnya masih golongan sosial, bisnis, industri, pemerintah memberi pembebasan biaya abonemen. Sasarannya pelanggan golongan sosial, bisnis, industri, dan layanan khusus bagi daya 900 VA ke bawah.
Stimulus tersebut, diberikan selama enam bulan, dan diperkirakan menghabiskan biaya Rp 3,07 triliun. Sehingga, total keseluruhan stimulus kelistrikan yang digelontorkan pemerintah kepada 33,6 juta pelanggan PLN mencapai Rp 15,39 triliun.
"Ini pasti mempengaruhi cashflow PLN. Kami bersama Kementerian BUMN memastikan, menjaga cash flow PLN tetap sehat,” tutur Rida.
EKO WAHYUDI
