TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Jawa Barat mengejar pengoperasian terbatas Pelabuhan Patimban di Subang pada November mendatang. Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, optimistis fase pertama bisa diselesaikan sebulan sebelum soft launching tersebut. "Beberapa pekerjaan yang saat ini dalam proses harus segera difinalisasi," ucapnya saat meninjau lokasi proyek, Ahad 9 Agustus 2020.
Menurut Budi, fase perdana proyek strategis nasional Jawa Barat itu masih menyisakan sejumlah pekerjaan, mulai dari penyelesaian jalur masuk dan keluar (rampon ramp off) jalan akses, penetapan alur pelayaran dan perairan pandu, pemilihan operator pelaksana, dan beberapa target lain.
Dalam cetak biru perencanaan, Pelabuhan Patimban akan dikembangkan dalam tiga tahap sejak 2018 hingga 2027. Di fase awal adalah pembukaan layanan berkapasitas 3,75 juta peti kemas (dalam satuan TEUs). Selanjutnya, kapasitas layanan akan didongkrak menjadi 5,5 Juta TEUs, kemudian di tahap terakhir atau versi ultimate, kapasitas pelabuhan ditingkatkan menjadi tujuh juta TEUs. "Semoga tepat waktu," ucapnya.
Pelabuhan Patimban pada dasarnya masih akan melayani bongkar muat peti kemas dan menjadi terminal kendaraan yang disinggahi kapal-kapal berukuran besar. Di fase ultimate, Patimban ditargetkan bisa menampung 600 ribu unit kendaraan utuh per tahun, sementara tahap pertamanya masih hanya akan melayani 218 ribu kendaraan.
Budi Karya mengharapkan pelabuhan ini dapat mengurangi kepadatan lalu lintas ekspor-impor, khususnya untuk produk otomotif, di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pasalnya, Patimban akan dilengkapi tol dan jalur kereta api dan turut mendukung proyek Kawasan Segitiga Emas Cirebon, Patimban, dan Bandara Kertajati di Majalengka.