TEMPO.CO, Jakarta - Co-CEO Gojek Andre Soelistyo menjawab rumor terkait strategi investasi 'bakar uang' yang banyak dikaitkan dengan perusahaan rintisan. Strategi bakar uang identik dengan pemberian subsidi terhadap pelanggan sehingga harga produk yang dijual di aplikasi lebih rendah dibandingkan dengan nilai sebenarnya.
"Mungkin istilah bakar uang sedikit tidak terlalu representatif. Strategi yang kami jalankan ya seperti banyak bisnis yang lain, yaitu investasi," tutur Andre saat mengisi diskusi virtual program Ini Budi yang ditayangkan live di Instagram Tempodotco, Sabtu, 8 Agustus 2020.
Dalam perusahaan berbasis aplikasi, Andre mengatakan realisasi investasi yang dijalankan berbeda dengan perusahaan konvensional. Pada bisnis-bisnis tradisional, umumnya perusahaan akan mengucurkan modal untuk belanja aset-aset tetap. Misalnya, perusahaan telekomunikasi yang gencar berinvestasi dengan membangun tower untuk membuka koneksi atau jaringan.
Sedangkan di bisnis startup, perusahaan tidak akan terlalu banyak membelanjakan modalnya pada aset-aset tetap seperti perusahaan konvensional. Investasi perusahaan rintisan ini akan lebih banyak dikucurkan untuk edukasi pelanggan agar mengenal produk yang dijual melalui platformnya.
"Jadi ini untuk edukasi masyarakat dan mitra bisnis terhadap servis baru. Jika mereka sudah terbiasa dan jadi daily life, behaviour baru terbentuk," tutur Andre.