Kontraksi terbesar sektor logistik terjadi pada segmen angkutan udara yang mencapai 80,23 persen secara year on year. Kemudian dikuti oleh angkutan rel sebesar 63,75 persen.
Lalu, penurunan selanjutnya pada angkutan pergudangan dan jasa penunjang angkutan pos dan kurir sebesar 38,69 persen serta angkutan sungai, danau, dan penyeberangan 26,66 persen. Sementara itu, angkutan logistik di sisi darat mengalami kontraksi 17,65 persen dan angkutan laut 17,48 persen.
Di tengah kondisi semua lini yang mengalami kontraksi, sektor logistik masih tertolong oleh lapangan usaha pertanian yang tetap tumbuh 16,24 persen q to q. Setiadji berharap sisi perdagangan berangsur pulih sehingga busa meningkatkan kembali sektor logistik dan perekonomian secara keseluruhan.
Badan Pusat Stastistik (BPS) kemarin mencatat ekonomi Indonesia triwulan II-2020 mengalami kontraksi sebesar 5,32 persen. Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester I-2020 terkontraksi 1,26 persen dibandingkan dengan Semester I-2019.