TEMPO.CO, Jakarta - Pergerakan nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini ditutup menguat, bahkan menjadi paling kuat di antara mata uang Asia lainnya. Penguatan kurs ini tak terpengaruh oleh rilis Badan Pusat Statistik atau BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II pada 2020 yang terkontraksi yakni minus 5,32 persen.
Data Bloomberg mencatat pada perdagangan hari ini, Rabu, 5 Agustus 2020, rupiah ditutup di level Rp 14.550 per dolar AS, menguat 0,51 persen atau 75 poin. Artinya kurs rupiah menguat dan menjadi yang terbaik di antara pergerakan mata uang Asia lainnya, yaitu tepat di atas ringgit yang naik 0,4 persen dan won yang terapresiasi 0,42 persen.
Sebelumnya BPS mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal II di 2020 terkontraksi sebesar 5,32 persen (year on year/yoy) dibandingkan dengan 5,07 persen pada periode sama tahun lalu. Sementara itu, kumulatifnya pada semester I di tahun ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 1,26 persen.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa kontraksi itu sesuai dengan ekspektasi dan pasar pun sudah menghargai sentimen pelemahan ekonomi dalam negeri dalam beberapa perdagangan terakhir.
“PDB Indonesia yang buruk mungkin sudah diantisipasi sebelumnya oleh pelaku pasar jadi pengaruhnya pada perdagangan saat ini tidak besar,” ujar Ariston, Rabu, 5 Agustus 2020.