"Dan ini semua dapat terwujud dengan pengembangan fasilitas integrasi memadai, sinkronisasi sistem antar moda, pengelolaan data real time, dan teknologi tepat guna, serta keterlibatan penuh dari para stakeholders," kata Budi Karya.
Sementara itu, Peneliti dari Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB Dr Yos Sunitiyoso mengatakan ada sejumlah rekomendasi berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh pihaknya tentang peranan transportasi daring dalam penggunaan transportasi umum di wilayah Jabodetabek.
Pertama, berbagai informasi antara operator transportasi massal dan layanan transportasi daring untuk meningkatkan kualitas integritas multimoda dan menciptakan pelanggan baru. "Platform transportasi daring juga dapat mendorong penumpang untuk menggunakan transportasi massal dengan memberikan informasi seperti stasiun atau halte terdekat, opsi transportasi umum termudah dan rute transportasi daring," kata Yos.
Rekomendasi kedua, kebijakan drip and ride untuk mendorong komuter untuk menggunakan layanan transportasi daring ketiga menuju stasiun atau halte. Selain itu layanan transportasi massal dan daring dapat bekerja sama untuk menyediakan titik penjemputan atau perhentian khusus di stasiun atau halte untuk penjemputan dan pengantaran.
Ketiga, integrasi sistem pembayaran dapat menjadi nilai tambah bagi komuter seperti ongkos bundling untuk menciptakan pengalaman yang mulus dalam perjalanan multimoda transportasi mereka.
ANTARA