TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan skenario pemulihan ekonomi akan berlanjut hingga tahun depan. Sebab, dampak pandemi Covid-19 diprediksi masih akan terus terjadi.
“Di tahun 2021 kebijakan pemerintah juga masih dalam skenario pemulihan ekonomi,” tutur Airlangga dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa, 4 Agustus 2020.
Untuk saat ini, pemerintah telah menggelontorkan anggaran pemulihan ekonomi mencapai Rp 695,2 triliun. Anggaran ini terbagi dua, satu untuk kesehatan sebesar Rp 87,55 triliun dan satu lagi untuk ekonomi sebesar Rp 607,65 triliun.
Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan tentang siklus terbalik antara pandemi dan mata pencaharian. Jika penyebaran masih tinggi, maka ekonomi akan semakin dalam. Jika pada saat masalah kesehatan ini tertangani maka ekonomi akan kembali. "Maka masyarakat diharapkan mampu melakukan penyesuaian perilaku terhadap Covid-19,” ujar Airlangga.
Oleh karena itu, Airlangga memastikan kebijakan kesehatan akan diprioritaskan paling tinggi di tahun 2020 dan 2021. “Kami harap di tahun 2022 dan 2023 vaksin telah ditemukan, sehingga mereka akan berada pada posisi normal,” katanya.
Selain itu, bantuan sosial juga akan didorong hingga 2021. Lalu secara bertahap akan mulai dikurangi pada tahun 2022. Selain itu, usaha dan industri padat karya akan terus didorong hingga tahun 2022.
Restrukturisasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga akan terus berlanjut. Selain itu, penempatan dana dan penjaminan juga terus dilakukan agar sektor riil dapat bergerak.
Relaksasi regulasi juga dilakukan, salah satunya dengan mengandalkan RUU Cipta Kerja.