TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi triwulan II 2020 mengalami kontraksi 5,32 persen (y-on-y). Kepala BPS Suhariyanto mengatakan lapangan usaha transportasi dan pergudangan mengalami kontraksi paling dalam.
"Dari sisi produksi, lapangan usaha transportasi dan pergudangan mengalami kontraksi pertumbuhan tertinggi sebesar 30,84 persen," kata Suhariyanto dalam siaran langsung Rabu, 5 Agustus 2020.
Dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa serta Impor Barang dan Jasa mengalami kontraksi pertumbuhan masing-masing sebesar 11,66 persen dan 16,96 persen.
Dia menuturkan ekonomi Indonesia triwulan II 2020 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 4,19 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami kontraksi pertumbuhan tertinggi sebesar 29,22 persen.
Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa serta Impor Barang dan Jasa mengalami kontraksi pertumbuhan masing-masing sebesar 12,81 persen dan 14,16 persen.
Sedangkan ekonomi Indonesia semester I 2020 terhadap semester I 2019 mengalami kontraksi sebesar 1,26 persen (c-to-c). Dari sisi produksi, kontraksi pertumbuhan terbesar terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 15,07 persen.
Sementara dari sisi pengeluaran semua komponen terkontraksi, dengan kontraksi tertinggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 6,44 persen.
Adapun perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan II 2020 mencapai Rp 3.687,7 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 2.589,6 triliun.
HENDARTYO HANGGI