TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebutkan sepanjang semester pertama tahun ini realisasi investasi yang bisa diselesaikan dari total nilai investasi mangkrak cukup menggembirakan. Tercatat, nilai investasi mangkrak yang diselesaikan sebesar Rp 410 triliun dari total nilai investasi mangkrak Rp 708 triliun.
Bahlil menyatakan, tingginya realisasi investasi saat pandemi itu datang dari penyelesaian proses investasi sejak 2016-2017. Hal tersebut menunjukkan realisasi investasi di dalam negeri tidak menunjukkan tren penurunan yang sama dengan mayoritas negara saat pandemi Covid-19.
"Ibarat main bola, (strategi BKPM saat ini) menyerang dan bertahan. Ini rata-rata (terjadinya investasi mangkrak) karena tiga, di antaranya arogansi sektoral yang tinggi dan tumpang tindih lahan," kata Bahlildalam webinar "Relocating Investment to Indonesia in The Time of Covid-19: Opportunity and Challange", Selasa, 4 Agustus 2020.
Bahlil menjelaskan, menyatakan masih ada investasi asing (foreign direct investmen/FDI) yang masuk ke dalam negeri pada semester I/2020. Namun demikian, jumlahnya tidak maksimal jika dibandingkan dengan realisasi penyelesaian FDI mangkrak.
Dari sisi penanaman modal dalam negeri (PMDN) BKPM kini aktif mengunjungi perusahaan maupun pabrikan yang proses ekspansinya terhambat. Setelah itu, BKPM akan memfasilitasi proses penambahan investasi pabrikan tersebut.
Hal itu dimungkinkan dengan berlakunya Instruksi Presiden (Inpres) No. 7/2019 tentang Percepatan Kemudahan Berusaha. Beleid tersebut memungkinkan BKPM mengurus semua perizinan yang diperlukan investor asing maupun lokal dalam menanamkan uangnya di dalam negeri.