TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah berencana mempercepat pengembangan kawasan wisata Bali Utara agar kunjungan turis ke Pulau Dewata tidak hanya terkonsentrasi di bagian selatan. Rencana ini sekaligus merupakan langkah pemerintah dalam membangkitkan pariwisata Bali setelah terpuruk karena pandemi corona.
“Kami mendorong percepatan pengembangan destinasi Bali Utara supaya tidak terjadi over crowded di selatan. Apalagi Bali Utara ini kaya akan perikanan, ada universitas, pertanian juga ada di sana,” kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa dalam diskusi virtual, Selasa, 4 Agustus 2020.
Kawasan Bali Utara meliputi sebagian Kabupaten Buleleng dengan ibu kota kabupaten Singaraja. Suharso menerangkan destinasi di Bali Utara akan diperkuat dengan atraksi wisata alam.
Saat ini, tutur dia, pemerintah sedang berencana membangun simpul-simpul transportasi untuk memudahkan akses wisatawan ke Bali Utara. Misalnya bandara, pelabuhan, bahkan kereta api.
Pada 2017 lalu, pemerintah mulai mengembangkan Pelabuhan Celukan Bawang yang proyeknya dikerjakan PT Pelindo III. Setelah dikembangkan, pelabuhan itu bisa menampung penumpang kapal pesiar mencapai 2.500 orang dalam waktu bersamaan.
Sedangkan pada 2018 lalu, investor PT Pembangunan Bali Mandiri (Pembari) dan Power Construction Corporation of China (PowerChina) sudah meneken kerja sama untuk membangun Bandara di Bali Utara. Bandara ini akan terletak di kawasan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali.
Sementara itu di Bali Selatan, khususnya di Ubud, Suharso berencana memfokuskan pengembangan destinasi untuk wisata budaya. “Saya punya ide sebagian dari Ubud dibikin forbiden city. Jadi saya ingin ada destinasi yang sifatnya lebih khusus,” tuturnya.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA