Dia mengatakan dengan menggeliatnya kedatangan wisatawan domestic bisa sedikit menolong industri perhotelan dan pariwisata turunannya.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra mengatakan sedang berupaya untuk meningkatkan okupansi mobilitas pesawat terbang. Dia membenarkan jika dirinya intensif berpromosi meyakinkan calon penumpang dari pihak swasta ataupun instansi pemerintah.
“Perjalanan dinas sudah boleh, tapi kalau deputi atau direktur jenderal tidak terbang, anak buahnya juga enggan,” katanya. “Swasta juga susah, dulu ada orang meninggal bela-belain datang, tapi sekarang tidak,” katanya.
Irfan mengatakan moda transportasi udara merupakan kunci membawa orang ke tempat pariwisata. Tapi, dia mengatakan kegelutan dia melobi orang untuk naik pesawat bukan hanya untuk kepentingan aviasi saja. “Komponen tiket pesawat dalam aktivitas liburan sangat sedikit, coba lihat hotel, tukang suvenir, restoran, bahkan UKM seperti tukang bikin tato,” katanya.
Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto mengatakan sejak Juni sudah ada tanda-tanda perbaikan geliat di sektor pariwisata. Tingkat hunian kamar hotel misalnya, sudah meningkat 5,2 poin dibandingkan dengan bulan Mei 2020.
“31 provinsi sudah mengalami kenaikkan hunian, ini tidak lepas dari PSBB transisi, tapi kalau dibandingkan Juni tahun lalu masih jauh di angka 52,27 persen,” kata Suhariyanto.