TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat kenaikan harga emas memberikan sumbangan terhadap inflasi sebesar 0,05 persen untuk indeks harga konsumen atau IHK pada Juli 2020. Komoditas ini tercatat mengalami kenaikan harga di 80 kota di Indonesia dan menyebabkan andil sumbangan inflasi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mencapai 0,06 persen.
“Kenaikan (harga emas) tertinggi (terjadi) di Bungo, Tarakan, Medan, dan Padang,” tutur Kepala BPS Suhariyanto di kantornya, Senin, 3 Agustus 2020.
Masing-masing kota mengalami kenaikan harga sebesar 9 persen. Melonjaknya harga ini pun mendorong terjadinya inflasi inti sebesar 0,16 persen.
Harga emas belakangan memang terus meroket. Sepanjang Juli, harga emas tercatat melonjak 11 persen. Kenaikan bulanan itu merupakan yang terbesar sejak 2012, menyusul penurunan dolar Amerika Serikat dan rekor rendahnya imbal hasil riil AS.
Data Bloomberg menunjukkan harga emas di pasar spot menguat 0,6 persen ke level US$ 1,988.40 per troy ounce dan diperdagangkan pada US$ 1,982.07 pada pukul 06.53 WIB.
Adapun harga emas Comex untuk kontrak Desember 2020 menguat 0,31 persen atau 6,1 poin ke level US$ 1.992 per troy ounce. Emas Comex sempat menyentuh level tertingginya di posisi US$ 2.009,5 per troy ounce. Analis kini mempertimbangkan alternatif investasi di tengah pandemi seperti utang pemerintah, kredit, dividen saham, dan emas.
BISNIS