TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat laju indeks harga konsumen atau IHK selama Juli 2020 mengalami deflasi sebesar 0,1 persen. Kondisi ini berbeda dengan IHK bulan Juni 2020 yang mengalami inflasi sebesar 0,18 persen.
“Pertumbuhan ekonomi di berbagai negara mengalami perlambatan dan kontraksi. Belum lagi eskalasi ketegangan dan harga fluktuatif cenderung menurun kecuali emas yang bagus akhir-akhir ini sehingga membuat inflasi di negara rendah bahkan cenderung deflasi,” kata Kepala BPS Suhariyanto, Senin, 3 Agustus 2020.
Dengan demikian, tingkat inflasi tahun kalender Januari-Juli tercatat sebesar 0,98 persen dan inflasi tahun ke tahun adalah sebesar 1,54 persen. Dari 90 kota dalam pantauan BPS, deflasi terjadi di 61 kota dan 29 lainnya mengalami inflasi.
Adapun deflasi didorong oleh tiga kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi. Di antaranya perumahan air listrik dan bahan rumah tangga yang mengalami deflasi 0,01 persen; pengeluaran di sektor transportasi 0,17 persen; serta makanan, minuman, dan tembakau 0,73 persen. Di kelompok makanan, minuman, dan tembakau, deflasi disebabkan oleh penurunan harga bawang merah dan penurunan harga daging ayam ras yang cukup tajam.
Sejumlah ekonom sebelumnya memperkirakan laju bakal tertekan pada Juli 2020. Salah satu pemicu rendahnya tingkat kenaikan harga tersebut adalah sisi permintaan yang belum membaik di tengah pandemi Covid-19.