Insentif khusus ini, kata Budi, sudah ada aturannya. Tim nasionalnya sudah ada di bawah Luhut. Proses terus berjalan karena belanja BUMN masih terus dilakukan sampai hari ini dengan jumlah yang besar. Mulai dari proyek kilang di PT Pertamina (Persero), hingga proyek-proyek di PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
Meski demikian, Budi tidak menjelaskan berapa persentase TKDN sejauh ini di semua proyek-proyek besar BUMN. Ia hanya mengatakan selalu ada peluang untuk memperbaikinya.
Namun komitmen untuk penggunaan produk dalam negeri ini sudah ada. Tujuannya, agar belanja dari BUMN ini kembali ke UMKM dan pekerja dalam negeri. "Even, dengan harga lebih mahal sedikit, tapi dalam negeri, kami ambil," kata dia.
Adapun program Rp 18 triliun ini akan diwadahi oleh platform digital bernama Padi UMKM, Pasar Digital untuk Indonesia yang diinisiasi Kementerian BUMN. Program dan platform ini direncanakan dijalankan Agustus mendatang.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan belanja perusahaan BUMN yang di bawah Rp 14 miliar akan jadi kriteria peluang masuknya pelaku UMKM. Rencananya, program ini akan menyediakan kesempatan bagi 72.189 pelaku UMKM dengan nilai rata-rata proyek senilai Rp 250 juta.
Adapun jenis pengadaan yang bisa diisi oleh UMKM seperti pengadaan belanja barang semisal katering, seragam, alat perkantoran, dan sebagainya. “Tapi, untuk bisa berpartisipasi UMKM dan Koperasi harus mendapatkan sertifikasi dulu dari Kementerian Koperasi,” kata Kartika.