TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong PLN untuk berfokus kepada transmisi dan distribusi, selain membangun pembangkit listrik. Seperti yang diketahui, program 35.000 MW terdiri dari pembangkit dan transmisi serta gardu induk.
"Kami sudah meminta agar PLN sedikit mengalihkan fokusnya tidak lagi membangun (proyek) pembangkit 35.000 MW. PLN itu sudah didorong agar tidak lagi fokus di pembangkit tetapi lebih banyak di transmisi dan distribusi, agar listrik semakin banyak yang beli," kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan ESDM, Rida Mulyana melalui keterangan tertulisnya, Jumat 31 Juli 2020.
Adapun perkembangan program 35 ribu megawatt (MW) hingga Juni 2020, 200 unit pembangkit dengan total daya 8.187 MW telah beroperasi (Commercial Operation Date/COD) dan masuk ke dalam sistem kelistrikan nasional.
Jumlah tersebut menambah kapasitas terpasang pembangkit listrik yang terus meningkat, di mana hingga Mei 2020 total kapasitas terpasang pembangkit listrik mencapai 70,9 GW. Kapasitas ini mengalami penambahan sebesar 1,2 GW dibandingkan dengan tahun 2019.
"Dari 35,53 GW itu ada yang sudah COD atau beroperasi kurang lebih 200 unit. Yakni sebesar 8,2 GW atau 23 persen. Selain itu, jumlah pembangkit yang sedang dalam tahap konstruksi ada 98 unit, sebesar 19,25 GW atau 54 persen," katanya.
Kemudian untuk pembangkit yang sudah tanda tangan kontrak, tetapi belum memulai konstruksi ada 45 unit atau 6,5 GW atau sekitar 19 persen. Sementara yang masih dalam tahap pengadaan dan perencanaan ada 54 unit atau 1.563 GW.
"Ini seluruhnya ada di PLN. Karena saat ini ada penurunan demand, maka kemudian PLN nanti di RUPTL akan digeser jadwal COD-nya agar tidak membebani lebih jauh ke operasional PLN," tuturnya.
Rida pun memastikan pembangunan infastruktur ketenagalistrikan program 35 ribu megawatt (MW) terus berjalan, meskipun sedang berada di tengah pandemi Corona (Covid-19).
Selain peningkatan kapasitas terpasang pembangkit listrik, pemerintah berupaya meningkatkan akses listrik yang merata ke seluruh Indonesia. Hingga semester I 2020, rasio elektrifikasi nasional mencapai 99,09 persen. Sedangkan rasio desa berlistrik nasional mencapai 99,51 persen.
Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan rasio elektrifikasi nasional adalah mengalirkan listrik ke 433 desa melalui perluasan jaringan, pembangunan minigrid, dan program tabung listrik.
Pada kesempatan ini, Rida juga menyampaikan realisasi investasi di subsektor ketenagalistrikan, dimana sampai dengan Juni 2020, investasi subsektor ketenagalistrikan telah mencapai US$ 3,97 miliar. Adapun target investasi di tahun 2020 sebesar US$ 11,95 miliar.