Arab Saudi dan produsen top lainnya dari Timur Tengah berada di bawah tekanan berat untuk memotong harga minyak mentah mereka, sementara Chief Executive Officer Royal Dutch Shell Plc Ben van Beurden memperkirakan permintaan mungkin tidak melihat pemulihan penuh sampai tahun depan.
"Saya melihat hari ini sebagian besar sebagai koreksi harga dari kepanikan kemarin," kata Bjornar Tonhaugen, kepala pasar minyak di Rystad Energy AS.
OPEC + berencana untuk mengembalikan sekitar 1,5 juta barel per hari ke pasar pada Agustus 2020 setelah memotong pasokan global sekitar 10 persen ketika permintaan anjlok.
Perusahaan-perusahaan minyak serpih AS juga mengembalikan produksinya, dengan ConocoPhillips yang terbaru mengumumkan rencana untuk membawa kembali minyak. Continental Resources Inc., Parsley Energy Inc. dan EOG Resources Inc. mengatakan mereka akan mengembalikan beberapa output pada bulan Juli.
"Jika negara-negara penghasil minyak tidak melanjutkan pemotongan terkoordinasi, harga minyak bisa kembali turun di bawah US$ 40," kata Jun Inoue, ekonom di Mizuho Research Institute di Tokyo.
Inoe menyebutkan, meskipun permintaan diperkirakan akan terus pulih dan persediaan diperkirakan akan menurun, laju pemulihan harga minyak diprediksi akan bergerak moderat.
BISNIS