Adapun Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) kembali menyebutkan bakal menggunakan semua alatnya untuk mendukung ekonomi AS. The Fed dengan pemerintah dan bank sentral di seluruh dunia telah mengeluarkan sejumlah besar stimulus untuk menopang pertumbuhan.
"Setelah periode konsolidasi singkat pasca-FOMC, spekulasi seputar seruan Presiden Trump untuk menunda pemilihan mengguncang pasar dan kita melihat logam kuning pulih," kata ahli strategi TD Securities termasuk Bart Melek dalam sebuah catatan penelitian.
Harga emas juga didukung data ekonomi yang buruk di seluruh AS dan Eropa, sehingga menjaga harapan untuk stimulus tinggi lebih lanjut. Di sisi lain, dolar AS melemah.
"Kami tetap bullish dengan emas dan perak dan tidak akan terkejut melihat kenaikan spekulatif pada perak," kata Frederic Panizzutti, direktur pelaksana di MKS di Dubai. "Emas berpotensi menuju US$2.000, sedangkan perak di sekitar US$30."
Dengan lebih banyak stimulus, Goldman Sachs Group Inc. mengatakan bahwa emas adalah mata uang pilihan terakhir di tengah ancaman inflasi terhadap dolar. Goldman memperkirakan harga emas reli ke US$ 2.300.
Sementara itu, Bank of America Corp menyebutkan level harga emas yang diwaspadai bila melonjak hingga US$ 3.000. Adapun JPMorgan Chase & Co memperkirakan harga emas reli bakal kehilangan tenaga akhir tahun ini.
BISNIS