TEMPO.CO, Jakarta - KB Kookmin Bank, bank terbesar asal Korea Selatan resmi menjadi pemilik saham terbesar PT Bank Bukopin Tbk usai rampungnya proses Penawaran Umum Terbatas ke-5 (PUT V) melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue.
"KB menyerap sekitar 2,97 miliar lembar saham baru selama masa perdagangan dan pemesanan tambahan HMETD," kata Direktur Utama Bank Bukopin, Rivan Purwantono dalam keterangan tertulis, Kamis, 30 Juli 2020.
Komposisi Pemegang Saham di Bank Bukopin terdiri dari Kookmin Bank dengan porsi kepemilikan 33,90 persen, disusul Bosowa sebesar 23,40 persen, Negara Republik Indonesia pada 6,37 persen, dan pemegang saham publik dengan kepemilikan di bawah 5 persen mencapai 36,33 persen.
Dalam perjalanannya, sejumlah lika-liku mewarnai proses pemilikan saham terbesar oleh Kookmin Bank ini. Tempo merangkum sejumlah kejadian tersebut dan berikut di antaranya:
1. Rasio Kecukupan Modal (CAR) turun
Kamis 9 Juli 2020, Direktur Utama Bank Bukopin menceritakan proses awal akuisisi bank hingga akhirnya Kookmin menjadi pemegang saham pengendali. Ketika tahun buku 2017 yang diumumkan 2018, Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Bukopin turun mencapai hingga 10,5 persen.
"CAR ini sangat penting, nggak mungkin bank akan tumbuh ketika permodalan dalam masalah apalagi sudah di bawah threshold," kata Rivan dalam diskusi virtual. Sehingga, mulailah dilakukan upaya penyelamatan.