Kurs jisdor pada 30 Juni 2020 dipatok di level Rp 14.302 per dolar Amerika Serikat. Artinya, Garuda Indonesia membukukan pendapatan Rp 13,12 triliun.
Beban usaha perseroan berkurang menjadi US$1,64 miliar per Juni 2020 dibandingkan sebelumnya US$ 2,11 miliar. Namun, Garuda membukukan rugi usaha US$ 707,22 juta, berbalik dari laba usaha senilai US$ 81,98 juta.
Garuda Indonesia membukukan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 10,19 triliun. Nilai itu berbalik dari laba bersih US$ 24,11 juta per Juni 2019. Adapun perusahaan menyalurkan kas bersih untuk investasi sebesar US$ 48,86 juta dari sebelumnya US$ 70,31 juta. Kas dan setara kas akhir periode senilai US$ 165,41 juta berkurang dari US$ 321,73 juta.
Namun, liabilitas Garuda Indonesia membengkak menjadi US$ 10,37 miliar dari US$ 3,73 miliar pada akhir 2019. Liabilitas jangka pendek US$ 4,4 miliar per Juni 2020, naik dari sebelumnya US$3,26 miliar. Ekuitas perseroan pun negatif US$ 80,77 juta dibandingkan dengan ekuitas positif US$ 720 juta pada akhir 2019. Sementara itu, total aset Garuda Indonesia senilai US$ 10,28 miliar naik dari sebelumnya US$ 4,45 miliar.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | BISNIS