“Gaji ke-13 tidak akan secara signifikan mendorong konsumsi karena di tengah wabah sekarang ini perlambatan konsumsi tidak terelakkan. Itu sudah pasti terjadi,” katanya kepada Antara di Jakarta, Kamis 30 Juli 2020.
Piter mengatakan, saat ini masyarakat lebih memprioritaskan pembelian barang-barang yang masuk dalam kebutuhan primer terutama pangan. Kondisi saat ini berbeda dengan sebelum pandemi Covid-19. Saat kondisi normal, masyarakat mempunyai kebutuhan mulai dari makanan, pakaian, motor, mobil, rumah, hingga berlian. “Setelah wabah mereka hanya konsumsi primer. Artinya mau bagaimana juga tetap turun,” kata dia.
5.BPJS Watch: Banyak Pasien Covid Keluarkan Biaya Sendiri karena ...
BPJS Watch menyoroti rendahnya serapan anggaran untuk belanja kesehatan yang pada medio Juli lalu baru mencapai 7,22 persen dari total alokasi Rp 87,55 triliun. Koordinator Bidang Advokasi BPJS Watch Timboel Siregar menyebut angka tersebut tidak normal. "Dari belanja kesehatan, yang mengkontribusi rendahnya realisasi alokasi anggaran Kesehatan adalah pos belanja penanganan Covid-19, insentif tenaga medis, dan bantuan iuran JKN," katanya melalui pesan pendek pada Kamis petang, 30 Juli 2020.
Adapun pagu untuk belanja penanganan Covid-19 ialah sebesar Rp 65,8 triliun, insentif tenaga medis Rp 5,9 triliun, dan bantuan iuran JKN sebesar Rp 3 triliun.
Menurut Timboel, belanja penanganan Covid-19 yang tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) nomor HK.01/07/MENKES/238/2020 masih bermasalah di tingkat pelaksanaannya. Masalah itu muncul karena masih banyak pasien Covid-19 yang tidak mengetahui regulasi dari Kementerian Kesehatan sehingga mereka mengeluarkan biaya sendiri atau memakai asuransi swasta yang dipegangnya.