TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) merevisi target pertumbuhan industri kimia hulu pada akhir 2020. Revisi tersebut diduga disebabkan oleh menurunnya tingkat mobilitas barang akibat protokol pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Direktur Industri Kimia Hulu Kemenperin Fridy Juwono mengatakan industri kimia hulu ditargetkan untuk tumbuh mendekati pertumbuhan industri pada tahun ini. Namun demikian, anjloknya pergerakan manusia dan barang pada kuartal II/2020 membuat target tersebut berubah.
"Mereka [presentasi pertumbuhan industri kimia hulu] masih positif, ada penurunan dan target [awal tahun] tidak akan tercapai, tapi masih positif," katanya kepada Bisnis.com, Kamis 30 Juli 2020.
Berdasarkan data Kemenperin, sektor manufaktur pada 2019 tumbuh 4,34 persen secara tahunan atau melambat dari realisasi 2018 yakni 4,77 persen. Adapun, industri kimia, farmasi, dan obat tradisional tumbuh sebesar 5,59 persen pada kuartal I/2020.
Fridy menyatakan belum dapat memberikan prediksi pertumbuhan industri kimia hulu pada tahun ini. Akan tetapi, kondisi pertumbuhan industri kimia hulu akan membaik jika realisasi produksi pada Juli 2020 kembali normal.