Portofolio bisnis Djoko di Negeri Jiran ditengarai bukan hanya di Exchange 106. Sejumlah situs properti mencatat nama Menara Hong Leong Assurance atau HLA merupakan alamat kantor pusat Melia Group Malaysia.
Di samping Mulia Group, dia tercatat menjalankan PT Era Giat Prima, perusahaan yang bergerak di bidang penagihan. Dia berkongsi dengan politikus Partai Golkar, Setya Novanto. Djoko sebagai direktur dan Setya Novanto sebagai direktur utamanya. Perusahaan ini mengadakan kontak bisnis dengan Bank Bali yang buntutnya ia diadili karena kasus hak tagih senilai Rp 904 miliar.
Jejaring bisnis Djoko juga terlacak di Papua Nugini. Dia terdata menjalankan Naima Agro Industries Limited, perusahaan beras yang berlokasi di Kota Bereina, Papua Nugini. Transparency International Papua New Guinea, lembaga pegiat antikorupsi, mencatat Djoko menjalankan sejumlah investasi saat Peter O’Neill menjadi perdana menteri.
Dia mendapatkan hak monopoli pengadaan beras di Central Province di pesisir selatan. Berdasarkan penelusuran Kejaksaan Agung pada 2012, nilai investasi yang dibenamkan Djoko di Naima mencapai US$ 2 miliar. Joko juga memperoleh kontrak renovasi gedung pusat pemerintah senilai 145 juta kina atau setara dengan Rp 601 miliar.