TEMPO.CO, Jakarta - Direktur riset Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Piter Abdullah menilai pemberian gaji ke-13 bagi Aparatur Negeri Sipil (ASN), TNI, dan Polri belum efektif dalam mendukung konsumsi masyarakat.
“Gaji ke-13 tidak akan secara signifikan mendorong konsumsi karena di tengah wabah sekarang ini perlambatan konsumsi tidak terelakkan. Itu sudah pasti terjadi,” katanya kepada Antara di Jakarta, Kamis 30 Juli 2020. Pencairan gaji ke-13 ini rencananya dilakukan pada bulan depan.
Piter menyatakan saat ini masyarakat lebih memprioritaskan untuk membeli barang-barang yang masuk dalam kebutuhan primer terutama pangan.
“Tidak mungkin di kasih gaji ke-13 lalu makannya jadi 10 sampai 15 kali sehari. Tetap ada batasnya untuk primer,” ujarnya.
Kondisi saat ini berbeda dengan saat belum adanya wabah COVID-19. Saat kondisi normal, masyarakat mempunyai kebutuhan mulai dari makanan, pakaian, motor, mobil, rumah, hingga berlian.
Baca Juga:
“Sebelum wabah orang mengkonsumsi barang primer, sekunder, dan tersier. Dengan adanya wabah mereka hanya konsumsi primer. Artinya mau bagaimana juga tetap turun,” katanya.
Menurut dia, masyarakat cenderung menahan konsumsi secara berlebihan selama masih dalam kondisi yang penuh ketidakpastian akibat COVID-19.