Adapun dia mengatakan sudah mulai terjadi PHK pegawai atau merumahkan karyawan. Prediksi 2.000 hingga 3.000 karyawan sudah dirumahkan di masa Pandemi Covid-19. Hal itu kata dia, karena utilisasi pabrik rendah.
Menurutnya, di masa pandemi Covid 19, terjadi penurunan kinerja karena permintaan menurun drastis atau turun 50-60 persen. "Hal itu karena pasien non Covid 19 yang berkunjung ke faskes menurun drastis," kata Tirto.
Oleh karenanya kapasitas produksi menjadi idle dan utilisasi hanya terpakai kurang dari 50 persen di tiga bulan terakhir.
Dia menuturkan industri farmasi nasional dan BUMN memproduksi sekitar 90 persen obat untuk kebutuhan pasar dalam negeri. Industri lokal, kata dia, juga mempunyai kapasitas yang memadai untuk memenuhi pertumbuhan permintaan sampai 50 persen dari kebutuhan saat ini.
"Jadi sebenarnya pada seluruh masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir karena Industri farmasi dalam negeri cukup mampu menyiapkan semua kebutuhan obat," ujar dia.
HENDARTYO HANGGI