TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan program penjaminan kredit modal kerja untuk korporasi sektor padat karya diharapkan dapat menjadi katalis dalam membangkitkan kembali aktivitas ekonomi secara bertahap. "Enggak mungkin ekonomi bangkit lagi tanpa sektor swasta dan korporasi juga bangkit kembali," ujar dia dalam konferensi video, Rabu, 29 Juli 2020.
Sri mulyani mengatakan saat ini sektor perbankan sedang dalam proses hati-hati dalam melakukan restrukturisasi. Dengan meningkatnya risiko, kata dia, perbankan juga berhati-hati dalam melakukan penyaluran, meskipun memiliki likuiditas.
Di sisi lain, perseroan pun menahan diri untuk tidak mengambil kredit modal kerja lantaran perekonomian yang belum pulih. "Kalau dua-duanya menunggu dan tidak ada katalis, maka perekonomian dapat berhenti. Mau pemerintah melakukan berbagai upaya pun tidak akan bisa, karena APBN enggak lebih dari 16 persen dari total PDB kita," kata Sri Mulyani.
Untuk itu, pemerintah pun berupaya untuk menggerakkan kembali aktivitas ekonomi secara bertahap melalui pemberian stimulus-stimulus. Sebelumnya, pemerintah telah melakukan penempatan dana Rp 30 triliun di Bank Himbara, serta Rp 11,5 triliun di Bank Pembangunan Daerah.
Sri Mulyani mengatakan nantinya pemerintah masih akan memberikan lagi penempatan dana dengan suku bunga murah. "Hal tersebut untuk meyakinkan bahwa amunisi perbankan cukup dan likuiditas ada," ujar Sri Mulyani.