TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah memutuskan untuk memperlebar defisit dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi 5,2 persen dari Produk Domestik Bruto. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penambahan defisit tersebut diperlukan untuk menghadapi ketidakpastian perekonomian pada tahun depan.
"Kami melihat postur APBN 2021 yang sudah disepakati dalam pagu indikatif dengan DPR, itu perlu untuk diperlebar, mengingat ketidakpastian yang sangat tinggi," ujar Sri Mulyani dalam konferensi video, Selasa, 28 Juli 2020.
Sri Mulyani mengatakan setidaknya ada tiga hal yang menyumbang ketidakpastian pada perekonomian setahun ke depan. Ketiga hal itu adalah:
1. Kecepatan Penanganan Covid-19 di Seluruh Dunia
Sri Mulyani mengatakan hingga kini pengendalian penyakit tersebut masih belum pasti. Misalnya, apakah virus tersebut perkembangannya penyebarannya bisa terkendali mendatar atau bahkan turun. "Dan munculnya vaksin Covid-19 akan menentukan langkah dan pola pemulihan 2021," ujar Sri Mulyani.
2. Pemulihan Ekonomi Global
Sri Mulyani mengatakan pemulihan ekonomi global tersebut menjadi tidak pasti akibat Covid-19. Meskipun saat ini beberapa lembaga internasional memperkirakan ekonomi tahun depan akan berjalan cukup cepat, dengan asumsi tahun ini menurun sangat tajam.