Menteri Keuangan Sri Mulyani sedang berdiskusi dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa. Instagram.com/@smindrawati
Oleh sebab itu, lanjut Sri Mulyani, desain dari APBN 2021 sekarang cenderung mengakomodir ketidakpastian dan kemungkinan pemulihan ekonomi yang masih sangat dipengaruhi oleh kecepatan penanganan Covid-19 sehingga desifit ditingkatkan dari yang sudah disepakati dalam pembahasan awal dengan DPR.
Seperti diketahui pemerintah telah menyampaikan kepada DPR bahwa rancangan defisit awal sebesar 4,17 persen dari PDB. Namun, dalam catatan kesimpulan pembicaraan awal tersebut DPR juga indikasikan defisit untuk tahun depan bisa dinaikkan menjadi 4,7 persen dari PDB.
“Di dalam sidang kabinet pagi hari ini, bapak presiden telah memutuskan akan memperlebar defisit menjadi 5,2 persen dari PDB, jadi lebih tinggi lagi dari desain awal yang sudah disepakati dan ada catatan dari DPR lebih tinggi dari 4,7 persen,” tutur Sri Mulyani.
Sri Mulyani menambahkan bahwa dengan defisit 5,2 persen dari PDB pada 2021, maka pemerintah akan memiliki cadangan belanja sebesar Rp179 triliun guna mendukung pemulihan ekonomi nasional.