"Ini bagaimana kita bisa atasi, kalau dengan gambar dan sebagainya bisa 1 gigabyte untuk satu orang dan paket-paket yang dibeli akan lebih mahal. Bisa saja pulsa Rp 300 ribu tidak cukup satu minggu. Ini yang kami akan atasi," kata Suharso.
Karena itu, dengan melebarnya defisit anggaran tersebut, Suharso mendapat arahan dari Presiden Joko Widodo untuk adanya program mengenai infrastruktur teknologi komunikasi dan informatika. "Tapi bagaimana caranya, angka-angka itu seperti apa, akan kami desain ulang, jadi butuh desain ulang."
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan dengan defisit di 5,2 persen PDB pada 2021, pemerintah akan memiliki cadangan belanja Rp 179 triliun yang prioritasnya akan ditetapkan oleh Presiden. Ia mengatakan belanja tersebut akan diarahkan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional pada tahun depan.
Prioritas yang akan didukung dari penambahan belanja tersebut antara lain dari sisi ketahanan pangan, pembangunan kawasan industri yang didukung infrastruktur, serta untuk teknologi komunikasi dan informatika untuk pemerataan konektivitas di Tanah Air.
Serta, belanja juga akan diarahkan ke bidang kesehatan dan pendidikan, terutama untuk penanganan Covid-19 pasca 2020 dan dukungan untuk biaya vaksin. "Besok kami akan Ratas lagi untuk membahas penggunaan anggaran tambahan dari adanya defisit ini, agar dia betul-betul produktif dan didukung rencana belanja yang baik," ujar Sri Mulyani.
CAESAR AKBAR