TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi di atas pertumbuhan ekonomi global pada 2021. Pertumbuhan ekonomi Tanah Air bakal digenjot di kisaran 5-5,5 persen.
"Yang dibahas dengan DPR adalah 4-5,5 persen, kami akan mencoba mengupayakan mendekati 5,5 persen. Jadi 5-5,5 persen," ujar dia dalam konferensi video, Selasa, 28 Juli 2020.
Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi negara berkembang sangat bergantung kepada ekonomi dunia, khususnya perekonomian negara maju. Sebab, biasanya negara berkembang perekonomiannya didukung ekspor dan arus modal.
Menilik perkembangan pada triwulan II 2020, Sri Mulyani mengatakan beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, mengalami kontraksi ekonomi cukup dalam. Mereka diperkirakan bisa tumbuh pada kisaran 3-4 persen pada tahun depan lantaran basis pada tahun ini cukup rendah.
"Kalau pertumbuhan ekonomi dunia 3-4 persen atau optimistis 5 persen, agar Indonesia bisa di atas perekonomian dunia ya kita harus bisa tumbuh di atas 5 persen seperti itu," ujar Sri Mulyani.
Kendati demikian, dia mengatakan pencapaian pertumbuhan ekonomi tahun depan masih dihantui ketidakpastian dengan perkembangan Covid-19.
Dia mengatakan pemulihan ekonomi Tanah Air pada tahun ini sangat bergantung kepada penanganan Covid-19, khususnya pada paruh kedua 2020. Kalau penanganannya efektif, dan berjalan seiring dengan pembukaan aktivitas ekonomi, kata dia, maka kondisi ekonomi bisa pulih pada kuartal III dengan pertumbuhan positif 0,4 persen dan pada kuartal IV akan akselerasi ke 3 persen.
"Kalau itu terjadi, maka pertumbuhan ekonomi kita secara keseluruhan tahun 2020 akan bisa tetap di zona positif," ujar dia. Upaya pemulihan ini menjadi amanat dari Presiden Joko Widodo kepada semua menteri dan pemerintah daerah.
Presiden, kata dia, menekankan kepada semua menteri dan pemerintah daerah agar Indonesia tetap berada pada skenario di mana pemulihan ekonomi tetap bisa berjalan pada zona positif.
Pada skema ini, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III berada di kisaran 0-0,4 persen dan triwulan IV bisa lebih tinggi antara 2-3 persen. "Sehingga total perekonomian kita masih bisa tumbuh positif di atas nol persen untuk tahun 2020 ini," kata Sri Mulyani.
Pemulihan ekonomi Tanah Air menjadi salah satu faktor yang menyumbang ketidakpastian dalam merancang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021. Sri Mulyani mengatakan ketidakpastian tersebut menyebabkan pemerintah harus menyesuaikan RAPBN, antara lain dengan memperlebar defisit dari yang sudah disepakati bersama Dewan Perwakilan Rakyat sebelumnya, menjadi 5,2 persen.
CAESAR AKBAR