TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sedang menyiapkan agenda kompetisi bertajuk Borobudur Marathon secara virtual. Acara ini menggantikan kegiatan rutin tahunan yang pada momen-momen sebelumnya digelar secara langsung di Kompleks Candi Borobudur.
“Jadi untuk Borobudur Marathon secara hybrid. Ada pelari yang ikut berlari marathon secara langsung tapi hanya 30-50 orang. Sisanya akan ikut virtual,” ujar Ganjar dalam acara Live Instagram Tempodotco, Senin petang, 27 Juli 2020.
Ide lari maraton virtual tersebut mengadopsi kegiatan serupa yang telah digelar di beberapa kota di dunia, seperti Berlin dan Boston. Tim pelaksana acara, tutur Ganjar, akan menyiapkan aplikasi khusus yang bisa diunggah oleh peserta untuk mengikuti Borobudur Marathon itu.
Nantinya, peserta bisa berlari secara serentak di tempat masing-masing. Panitia, tutur Ganjar, tetap akan membagikan jersey hingga medali kepada peserta. “Karena itu yang dikejar,” tuturnya.
Di samping menyiapkan Borobudur Marathon, Ganjar tengah mendesain ulang agenda tahunan bertajuk Tour de Borobudur, yakni wisata yang melibatkan pesepeda. Agenda ini akan tetap dihelat secara langsung atau offline, namun pesertanya dibatasi 30-50 orang.
Untuk menampung minat peserta terhadap Tour de Borobudur yang umumnya mencapai ribuan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bakal menghelatnya secara bertahap. Nantinya, Tour de Borobudur bakal dilaksanakan setiap akhir pekan mulai pertengahan Agustus sampai akhir 2020.
Sektor pariwisata di Jawa Tengah saat ini memang mulai kembali bergeliat. Dari 690 objek wisata, Ganjar menyebut 224 di antaranya telah beroperasi pada 17 Juli dengan protokol kesehatan yang ketat. Adapun 24 objek lainnya sedang mendaftarkan izin kepada pemerintah pusat untuk mengoperasikan kembali areanya dan sisanya sedang dalam tahap persiapan.
“Kami biasakan mereka (wisatawan dan pengelola) mengikuti protokol kesehatan. Jadi obyek wisata-obyek wisata mulai dibuka pelan-pelan. Tapi kalau tidak disiplin, ditutup lagi,” ucapnya.