TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja membeberkan penyebab turunnya laba bersih perseroan sepanjang semester I 2020. Salah satu pemicunya adalah melorotnya laju pertumbuhan kredit kendaraan bermotor.
"Kemarin drop ke titik nadir," kata Jahja dalam konferensi pers virtual pada Senin, 27 Juli 2020.
Dalam periode normal, BCA bisa menyalurkan kredit kendaraan bermotor Rp 2,5 sampai Rp 3 triliun per bulan. Tapi beberapa waktu terakhir hanya Rp 200 sampai Rp 300 miliar per bulan.
Sepanjang enam bulan pertama 2020 ini, BCA mencatatkan laba bersih sebesar Rp 12,24 triliun. Capaian ini turun 4,8 persen (year-on-year/yoy) dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 12,86 triliun.
Meski demikian, Jahja menilai kinerja keuangan sepanjang enam bulan pertama tahun ini masih cukup soid. "Terutama di tengah pandemi Covid-19 ini," kata dia.
Secara umum, kredit kendaraan bermotor sepanjang Semester I 2020 ini turun 11,9 persen yoy menjadi Rp 42 triliun. Penurunan ini lebih dalam dari tahun lalu. Saat itu, kredit turun 1,5 persen yoy menjadi Rp 48,2 triliun.
Secara keseluruhan, permintaan kredit di BCA masih tumbuh di tengah Covid-19 ini. Sepanjang periode ini, portofolio kredit tumbuh 5,3 persen menjadi Rp 595,1 triliun. Akan tetapi, capaian ini lebih rendah dari periode sama tahun lalu yang meningkat 11,5 persen menjadi Rp 565,2 triliun.
Meski demikian, Jahja optimistis kinerja ke depan akan lebih baik. Terutama dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah mulai memasuki masa transisi.
Dia optimistis dengan PSBB transisi ini. Dengan kebijakan ini, Jahja berharap penyaluran kredit kendaraan bermotor ini bisa kembali pulih, paling tidak 50 sampai 60 persen dari kondisi normal.
FAJAR PEBRIANTO