Kebijakan perluasan pemberian bansos ini diterapkan di tengah terjadinya tiga masalah kondisi makro ekonomi. Ketiga masalah itu adalah kenaikan jumlah penduduk miskin, jebloknya tingkat konsumsi rumah tangga, dan di tengah ancaman resesi.
Badan Pusat Statistik (BPS) sudah menyampaikan jumlah penduduk miskin Indonesia sudah naik akibat pandemi Covid-19. Dari 24,79 juta pada September 2019, menjadi 26,42 juta pada Maret 2020, atau naik 1,63 juta orang.
Adapun akibat pandemi Covid-19, pada triwulan I 2020, laju konsumsi rumah tangga langsung jeblok. Dari 4,97 persen year-on-year (yoy) pada triwulan IV 2019 menjadi 2,84 persen yoy pada triwulan I 2020.
Sementara itu, pada triwulan I 2020, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 2,97 persen year-on-year (yoy). Di triwulan II 2020, Sri Mulyani memproyeksikan ekonomi mulai tumbuh minus 4,3 persen. Jika triwulan III 2020, Indonesia secara teknis jatuh ke jurang resesi.
Negara lain sudah lebih dulu resesi, seperti Singapura, Thailand, dan Korea Sekatan. "Tidak ada negara yang aman dari ancaman resesi," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto beberapa waktu yang lalu. Perluasan bansos di tengah adanya tiga masalah utama itu diharapkan bisa membantu masyarakat kecil yang terpuruk.