TEMPO.CO, Jakarta - Kemenperin fokus menyelaraskan kurikulum pendidikan vokasi industri dengan kebutuhan industri. Hal ini dinilai sebagai bagian dari pengembangan sumber daya manusia berkompeten.
“Kedua hal ini harus sinkron agar SDM yang dihasilkan memiliki skill yang sesuai dan dapat diimplementasikan dengan baik di industri tempat mereka bekerja,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Eko S.A. Cahyanto di Jakarta, Sabtu 25 Juli 2020.
Baca Juga:
Kemenperin memiliki unit-unit pendidikan yang terdiri dari 10 politeknik industri, 2 akademi komunitas, 7 balai diklat industri, dan 9 sekolah menengah kejuruan di seluruh Indonesia. Unit-unit pendidikan ini fokus mendidik SDM sesuai kebutuhan dunia kerja.
“Walaupun jumlah lulusannya belum bisa memenuhi permintaan industri, kami berkomitmen untuk terus menghasilkan SDM industri yang berkualitas dan mampu memenuhi kebutuhan industri nasional,” ungkapnya.
Dalam lima terakhir, industri nasional membutuhkan sebanyak 670.000 SDM dengan kemampuan yang dibutuhkan industri. Ini merupakan salah satu tantangan yang harus dipenuhi.
“Kedua hal ini harus sinkron agar SDM yang dihasilkan memiliki skill yang sesuai dan dapat diimplementasikan dengan baik di industri tempat mereka bekerja,” tutur Eko.