TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mulai menguji coba pembukaan lokasi pariwisata menjelang normalisasi kegiatan pelancongan kawasan tersebut pada awal bulan depan. Ketua Satuan Tugas Yogyakarta, Biwara Yuswantana, mengatakan unitnya harus memastikan protokol yang disiapkan para pengelola hotel, rumah makan, tempat perbelanjaan, dan aspek pendukung lainnya
"Ada tim verifikasi dan bidang penegakan hukum yang berkeliling ke obyek-obyek untuk menilai,” ucapnya melalui konferensi pers secara virtual, Ahad 26 Juli 2020.
Pemerintah Yogyakarta kini mengembangkan aplikasi Jogja Pass untuk memantau dan mendata wisatawan yang masuk ke lokasi wisata secara sistematis. Data pantauan harus sesuai dengan ketentuan kapasitas lokasi wisata di masa transisi kegiatan baru. "Kalau sudah 50 persen, nanti akan ditutup. Semua terdata,” katanya.
Direktur Industri dan Kelembagaan Pariwisata Badan Otorita Wisata Borobudur, Bisma Jatmika, mengatakan reaktivasi di lahan lembaganya bisa digeber di semester kedua tahun ini. “Dimulai dari turis lokal, terutama sekitar Pulau Jawa yang perjalanannya overland melalui jalan tol. Bisa duluan pulih,” ucapnya.
Otorita Borobudur pun mengembangkan berbagai fitur wisata di lahan seluas 309 hektare, meliputi Yogyakarta, Solo, dan Semarang.
Kepala Dinas Pariwisata Bali, I Putu Astawa, mengatakan aktivitas internal di lokasi wisata wilayahnya sudah dimulai pada 9 Juli lalu. Izin pembukaan akan diperluas untuk wisatawan lokal dari luar Bali pada 31 Juli mendatang, sebelum akhirnya untuk pelancong asing pada September mendatang.
ANDITA RAHMA | YOHANES PASKALIS