"Kenapa bisa melakukan formulasi cepat? karena saya sendiri pernah mengalami krisis tahun 2008-2009, jadi saya tahu bisa terjadi seperti ini. Atau 1997-1998, kalau terjadi masyarakat maka akan terjadi kondisi sosial seperti ini, jadi kami antisipasi," ujar Sri Mulyani. "Jadi manfaat punya pengalaman krisis adalah memberikan kita kecepatan untuk bersikap, meskipun sekarang struggle."
Sebelum mengalami krisis Covid-19, Sri Mulyani pernah merasakan menjadi menteri di tengah krisis keuangan 2008. Sri Mulyani kala itu menjabat Menteri Keuangan di pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sejak 2005. Ia mengatakan pada periode tersebut sebenarnya ekonomi dunia sedang positif dengan boomingnya ekonomi.
Namun, kemudian terjadi masalah Lehman Brothers di Amerika Serikat dan seluruh dunia mengalami dampak luar biasa. Kala itu, krisis dipicu oleh sektor keuangan yang menyebabkan kebangkrutan pada perbankan di AS maupun di Eropa.
"Perbankan yang rusak itu spill overnya ke sektor riil karena kemudian perusahaan-perusahaan tidak bisa mengakses kredit. Kemudian kita mengalami kredit macet karena terjadi kepanikan," ujar dia. Waktu itu, ekonomi Indonesia berhasil bertahan dan tetap tumbuh positif sekitar 4,8 persen.
CAESAR AKBAR