TEMPO.CO, Jakarta - PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau PT Pelindo II akan melakukan soft launching Terminal Kijing di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, pada bulan ini. Direktur Utama Pelindo II Arif Suhartono mengatakan realisasi pembangunan proye terminal tersebut saat ini sudah mencapai 70 persen.
"Sudah ada grup yang meminta kami beroperasi mulai Agustus. Jadi kami akan soft launching untuk bulan ini," kata Arif dalam diskusi virtual, Jumat, 24 Juli 2020.
Arif berharap operasional Terminal Kijing akan bermanfaat bagi masyarakat dan mendukung perseroan dari sisi finansial. Dia memastikan penyelesaian konstruksi tidak terlampau terpengaruh oleh pandemi corona.
Pembangunan Terminal Kijing tergolong dalam proyek strategis nasional yang diatur berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016. Proyek ini dilaksanakan oleh Pelindo II dan pengerjaannya dilakukan bertahap.
Proyek dimulai dengan penandatanganan konsesi pembangunan dan pengusahaan Terminal Kijing antara Kementerian Perhubungan dan Pelindo II pada 2018.
Berdasarkan kerja sama tersebut, Pelindo II akan membangun pelabuhan serta menjadi pengusahaan jasa kepelabuhanan dengan jangka waktu perjanjian konsesi selama 69 tahun.
Pada tahap pertama, total investasi pembangunan terminal tersebut mencapai Rp 14,45 triliun. Adapun rencana proyek Terminal Kijing ini meliputi pembangunan sisi laut (offsshore) dan pembangunan sisi darat (onshore). Terminal akan berdiri di atas lahan seluas 200 hektare dan tersambung oleh trastle sepanjang 3,5 kilometer.
Berdasarkan rencana awal, luas lapangan Terminal Petikemas bakal memiliki ukuran 1.000x100 meter, lapangan sisi darat seluar 13,8 hektare, dan trastle ukuran 3.450x19,8 meter. Estimasi kapasitas pada terminal petikemas ini mampu menampung sebanyak 500 ribu Teus. Sementara itu, estimasi kapasitas terminal multipurpose mencapai 500 ribu ton.
Adapun fasilitas yang akan dibangun di Terminal Kijing ini meliputi empat zona. Di antaranya zona petikemas dengan total kapasitas 1,95 juta Teus per tahun tahap I 950 ribu teus per tahun dan tahap II 1 juta Teus per tahun.
Kemudian, zona curah cair dengan total kapasitas sebesar 12,18 juta ton per tahun (tahap I 8,3 juta ton per tahun dan tahap II 3,84 juta ton per tahun. Selanjutnya, zona kering dengan total kapasitas sebesar 15 juta ton per tahun. Lalu, zona multipurpose berkapasitas 1 juta ton per tahun (tahap I 500 ribu ton per tahun, tahap II 500 ribu ton per tahun).
Setelah terminal beroperasi, kapasitas Pelabuhan Pontianak akan meningkat sehingga dapat dikembangkan khususnya untuk melayani kapal besar. Nantinya, Terminal Kijing juga akan menjadi pelabuhan berstandar internasional yang diklaim terbesar di Pulau Kalimantan.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA