TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis kalaupun ekonomi nasional terkontraksi dan masuk ke era resesi, kontraksinya tidak separah negara-negara lainnya. "Kami harus menjaga agar di kuartal 3 tidak negatif atau bahkan bisa masuk ke nol," ujarnya dalam webinar bersama Pemuda Muhammadiyah pada Kamis, 23 Juli 2020.
Ia tak memungkiri kemungkinan Indonesia jatuh ke jurang resesi bila kuartal ketiga pertumbuhan ekonomi minus. Secara teknis, kata Airlangga, sebuah negara akan mengalami resesi ketika mengalami pertumbuhan ekonomi negatif dua kuartal berturut-turut. "Untuk kuartal dua ekonomi tumbuh negatif. Tapi tidak sedalam yang lain (negara lain)."
Dalam acara ini, Airlangga sebenarnya juga menampilkan paparan yang menuliskan ekonomi Indonesia diproyeksikan tumbuh minus 1 persen yoy pada kuartal 3. Tapi, Ia tidak menyinggung soal prediksi ini.
Bukan hanya Airlangga, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu juga sudah menyampaikan prediksi ekonomi kuartal kedua tahun ini akan tumbuh negatif. "Ini belum ada data resmi untuk Q2, kami sudah tahu pasti negatif," kata Febrio, Senin, 20 Juli 2020.
Di sisi lain, sejumlah negara lain saat ini sudah jatuh ke jurang resesi. Terdekat yaitu Singapura, yang sudah dua kali tumbuh negatif, minus 0,3 persen pada kuartal 1 dan minus 12 pada kuartal 2.
Namun, kata Airlangga, dalam kondisi saat ini tidak ada negara yang aman dari resesi. Kini, pemerintah pun mengandalkan belanja negara sebagai pengungkit perekonomian. Lalu, bantuan sosial secara tunai juga diharapkan agar ekonomi bisa tumbuh di atas 0 persen pada kuartal 3 dan 4 tahun ini.