TEMPO.CO, Jakarta - Konsultan properti Knight Frank Indonesia memprediksi tingkat hunian atau okupansi properti ritel di Jakarta pada semester I di 2020 masih stagnan di kisaran 86,7 persen. Angka ini menurun ketimbang periode semester II tahun lalu di kisaran 86,8 persen.
Senior Advisor Research Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat dalam, menjelaskan meski ada koreksi sekitar 0,1 persen, penurunan okupansi tidak signifikan. "Kami masih berkesimpulan masih berada pada kondisi stagnan. Pada semester ini, segala bentuk pandemi secara tercatat di atas kertas belum terlalu terlihat. Mungkin akan kita lihat dalam beberapa bulan ke depan," katanya, Kamis, 23 Julo 203.
Untuk tingkat okupansi pada kelas Premium A dan kelas A yang mencapai 35,5 persen, menurut Syarifah, pasokan ritel juga masih berada pada kondisi stabil. Begitu pula mengenai tingkat harga meski ada kecenderungan kenaikan di kisaran 0,5 persen.
Meski begitu, tingkat okupansi di kelas C dinilai berada pada posisi yang rentan sehingga perlu ada strategi bertahan di masa yang menantang seperti saat ini. Pasalnya, kelas atas dinilai lebih mampu beradaptasi menerapkan protokol kesehatan dengan penerapan teknologi pintar.
Syarifah menilai ritel kelas C perlu memikirkan strategi bertahan di era ini. "Karena menghadapi new normal banyak hal yang diadaptasi, banyak hal perlu dipertimbangkan untuk diterapkan dan untuk memacu penjualan," ucapnya.