Meski begitu, Sekretaris Jenderal Indonesia National Air Carriers Indonesia (INACA), Bayu Sutanto, mengatakan rute asing masih cenderung dipakai untuk kebutuhan repatriasi dan kargo. “Kalau untuk membuat warga asing datang, harus meyakinkan pengendalian pandemi di sini sudah baik dan terukur.”
Melalui akun Twitter pribadinya, Menteri Keuangan periode 2013-2014 Muhammad Chatib Basri mengatakan pelaku bisnis harus memenuhi break even point (BEP) atau titik impas untuk bertahan di masa pandemi. Industri penerbangan, dia mencontohkan, membutuhkan keterisian di atas 60 persen untuk BEP. Sayangnya, protokol kesehatan masih akan membatasi aktivitas, sehingga menghambat BEP dan merugikan perusahaan.
“Dengan kondisi ini, pemulihan ekonomi akan terganggu atau relatif lambat.”
HENDARTYO HANGGI | FRANSISCA CHRISTY ROSANA | YOHANES PASKALIS