TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan perencana keuangan, PT Jouska Finansial Indonesia, kini tengah menjadi sorotan publik. Terbukanya masalah terkait Jouska ini awalnya berasal dari keluhan sejumlah klien yang kemudian viral diperbincangkan di sejumlah media sosial, salah satunya Twitter.
Tempo mengumpulkan sederet fakta di balik kejadian ini, berikut di antaranya:
1. Berawal dari Keluhan Klien
Selasa malam, 21 Juli 2020, sejumlah warganet yang merasa dirugikan oleh Jouska buka suara. Jouska disebut-sebut telah mengarahkan para pelanggan perusahaan itu untuk mengoleksi saham yang diduga gorengan dan berujung pada kerugian tak sedikit ketika kinerja saham tersebut memburuk.
Salah satu netizen @yakobus_alvin mengaku telah menyerahkan total dana Rp 65 juta sepanjang tahun 2018-2019 untuk dikelola Jouska. Tapi belakangan bukannya berkembang tapi nilai dananya jeblok hingga lebih dari 70 persen atau menjadi minus Rp 36 jutaan. "Dikelola ya, bukan sekedar diarahkan," kata Alvin, seperti dikutip dari cuitannya, Selasa malam, 21 Juli 2020.
Alvin mempersilakan Tempo mengutip cuitannya tersebut. Ia mengaku semula tertarik menggunakan jasa perencanaan keuangan Jouska karena melihat konten di Instagram yang sangat menarik. "Booming banget di IG. Kontennya menarik dan sebagai pemula di bidang keuangan pasti tergerak dong karena kontennya," ucapnya.
2. Pihak Ketiga PT Amarta Investa Indonesia
Dalam praktik normal, perencana keuangan hanya bertindak sebagai penasehat saja. Mereka tidak ikut-ikutan mengelola dana milik klien layaknya manajer investasi.
Namun dalam penuturan Alvin, ia diberi penawaran paket selama kontrak setahun ke depan. Di dalamnya, ada paket investasi dan asuransi kesehatan. "Keliatannya Jouska menggandeng pihak ketiga untuk mengelola uang di pasar saham. Namanya Amarta Investa," tuturnya.
Di dalam thread cuitannya tersebut, Alvin melampirkan sejumlah bukti surat penawaran paket oleh Jouska, bukti pembayaran jasa perencanaan keuangan, hingga perjanjian kerja antara dirinya dengan PT Amarta Investa Indonesia.