Kendala lainnya dalam menanamkan modal di dalam negeri, ujar Bahlil, adalah sulitnya mendapatkan pinjaman dari perbankan. Ia mengatakan pencairan dana di bank saat ini relatif lambat.
Untuk itu, ia mengatakan pemerintah sedang membuat terobosan agar perbankan bisa segera mencairkan kredit yang dijanjikan kepada investor. Sehingga, perputaran modal dan ekonomi di Indonesia pun menjadi lebih cepat.
Dalam kesempatan tersebut, Bahlil berujar realisasi investasi pada Semester I 2020 mencapai Rp 402,6 triliun. Angka itu secara tahunan naik 1,8 persen dari capaian periode yang sama tahun lalu.
Dengan angka tersebut, realisasi investasi di Tanah Air pada paruh pertama 2020 telah mencapai 49,3 persen dari target 2020 yang sebesar Rp 817,2 triliun. Sehingga, BKPM mencatat penyerapan tenaga kerja sepanjang Januari-Juni 2020 mencapai 566.194 orang dari 57.815 proyek investasi.
Apabila dilihat komposisinya, Bahlil mengatakan besar Penanaman Modal Dalam Negeri masih lebih tinggi dari Penanaman Modal Asing. Tercatat, realisasi PMDN pada periode ini adalah sebesar Rp 207 triliun atau 51,4 persen dari total investasi dan realisasi PMA Rp 195,6 triliun atau 48,6 persen dari total.