TEMPO.CO, Jakarta - Emiten konstruksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk mempertimbangkan untuk merevisi target perolehan kontrak baru di mancanegara.
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Wijaya mengatakan perolehan kontrak baru di luar negeri diharapkan bisa mencapai Rp 5,7 triliun hingga akhir 2020. Dia mengakui sejauh ini perseroan belum mendapat kontrak baru dari pasar konstruksi di luar negeri.
Emiten bersandi WIKA tengah mengkaji ulang target yang sudah dipatok mengingat pandemi virus corona Covid-19 memberikan dampak luas terhadap kegiatan ekonomi di seluruh dunia.
"Hal ini dilakukan agar lebih realistis dan menyesuaikan dengan kondisi yang ada,” ujar Mahendra kepada Bisnis, Selasa, 22 Juli 2020.
Dia menambahkan, di tengah pandemi yang tengah terjadi, pembayaran kontrak di luar negeri tersebut masih baik. Sejauh ini, pihaknya belum mengalami keterlambatan pembayaran atau penundaan pembayaran.
Menurut Mahendra, saat ini WIKA sedang membidik sejumlah proyek dengan total nilai kontrak mencapai Rp 2 triliun. Tender proyek yang diikuti merupakan proyek di sektor infrastruktur dan pembangunan gedung.
Di sisi lain, WIKA juga masih mengerjakan proyek dari sisa kontrak di luar negeri yang sudah didapatkan dari tahun sebelumnya
Proyek-proyek pengerjaan dari tahun sebelumnya ada di sejumlah wilayah seperti Timor Leste, Uni Emirat Arab, Niger, dan Aljazair. Mahendra menjelaskan, WIKA membangun social housing di Aljazair, membangun gedung dan jembatan di Timor Leste, dan menggarap Dubai Expo Facility di UEA.
Wijaya Karya juga digandeng oleh perusahaan asal Taiwan, RSEA Engineering Corporation, untuk mengerjakan jalur MRT inner ring road di kota New Taipei City. Perusahaan akan mengerjakan jalur bernama Sanying Line sepanjang 14,3 Kilometer dan menghubungkan daerah Tucheng, Sanxia, dan Yingge dengan 13 stasiun pemberhentian.
BISNIS