TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) serta PT LEN Industri (Persero) melakukan uji coba kereta dengan sistem tanpa masinis atau driveless untuk kalayang (skytrain) Bandara Soekarno-Hatta.
Uji coba dilakukan dalam rangkaian kegiatan akhir audit teknologi communication-based train control atau CBTC oleh BPPT.
Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material BPPT Eniya Listiani Dewi mengatakan sistem CBTC skytrain di Bandara Internasional Soekarno-Hatta tersebut akan menjadi mode transportasi kereta tanpa masinis pertama di Indonesia.
Adapun sistem persinyalan automatic people mover system (APSM) yang diterapkan di armada tersebut akan menarik empat set kereta secara otomatis dari terminal T1 ke terminal T3.
“Selama 14 bulan kami cek dan kali ini kami sudah memastikan semua bergerak dengan baik,” kata Eniya dalam keterangan tertulis, Selasa, 21 Juli 2020.
Dia mengakui ada beberapa prosedur yang perlu diperbaiki untuk sistem kalayang ini. Namun dia memastikan perbaikan itu sudah selesai sehingga BPPT bisa mengeluarkan rekomendasi teknis.
Eniya berharap LEN dapat menerapkan sistem sejenis seperti automatic train operation dan automatic train protection di semua lintasan perkeretaapian. Ia juga berharap Indonesia lebih maju karena mode transportasinya sudah memanfaatkan tenaga lokal.
Kereta kalayang telah beroperasi sejak September 2017. Namun, dalam pengoperasian sebelumnya, kereta ini belum memiliki sistem tanpa masinis.
Adapun kalayang digunakan oleh 20-25 ribu penumpang per hari di empat terminal Bandara Soekarno-Hatta. Pengoperasian dan pemeliharaan kalayang dilakukan oleh PT LEN Industri.
Dengan begitu, LEN memiliki peran membangun seluruh fasilitas operasi kalayang, seperti sistem persinyalan CBTC, sistem ruang kendali, sistem telekomunikasi, dan sistem kelistrikan. Perusahaan pun bertanggung jawab terhadap pasokan sarana kereta dan menangani integrasi sistem prasarana jalan kereta, sarana kereta, serta fasilitas operasi.