Di dalam thread cuitannya tersebut, Alvin melampirkan sejumlah bukti surat penawaran paket oleh Jouska, bukti pembayaran jasa perencanaan keuangan, hingga perjanjian kerja antara dirinya dengan PT Amarta Investa Indonesia.
Sejak saat itu Alvin mengaku secara rutin transfer sejumlah uang secara rutin dan Amarta Investa ini yang mengelola portofolio saham itu. "Waktu itu sama sekali saya ga paham saham. Bahkan gunain apps transaksinya aja ga paham. Saya cuma setor dan ga mantau porto kayak apa. Cuma ada notif di email tiap kali ada transaksi," ucapnya.
Hingga suatu hari, Alvin akan menggunakan dana yang ditanamkan untuk investasi itu untuk membayar kebutuhan nikah. "Luar biasa kaget liat porto yang merah semua dan duit minus 70%!!" katanya.
Ia lalu menelusuri duit yang disetorkan selama ini ditanamkan di portofolio apa. Ternyata belakangan diketahui dana tersebut ditempatkan di 3 saham yakni: HMSP (Sampoerna), LUCK (Sentral Mitra Informatika) dan SMBR (Semen Baturaja).
Alvin lalu mempersoalkan uangnya yang tak sedikit itu ditempatkan di saham berkode LUCK yang diduga adalah saham gorengan. "Di beberapa poin mereka mengelak bahwa ini bukan perusahaan gorengan. Alokasi dana pun ga main2, lebih dari 50 persen. Jika kita bertanya pd professional investor, tidak ada satupun yang berani inves di saham IPO. Knp? Terlalu fluktuatif," ucapnya.