TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak tujuh perusahaan resmi memindahkan pabrik mereka dari Cina ke Indonesia. Jika ditotal, ketujuh perusahaan ini menggelontoran investasi mencapai US$ 850 juta atau setara Rp 12,4 triliun(kurs Rp 14.700 per dolar Amerika Serikat). Lalu ketujuhnya direncanakan menyerap hingga 30 ribu tenaga kerja.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia turun tangan membantu proses perizinan ketujuh perusahaan. Bagi dia, investasi semacam ini mempunyai tujuan untuk memberikan lebih banyak lapangan kerja di Indonesia.
"Ini mampu mengembangkan kawasan ekonomi baru," kata dia dalam acara groundbreaking salah satu perusahaan yaitu PT Meiloon Technology Indonesia yang ditayangkan secara virtual, Selasa, 21 Juli 2020.
Kabar relokasi ini sudah disampaikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi sejak akhir bulan lalu."Hari ini, saya senang, sudah ada tujuh perusahaan yang masuk. Ini sudah pasti ini," ujar Jokowi via telekonferensi dari Kawasan Industri Terpadu Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah pada Selasa, 30 Juni 2020.
Adapun rincian investasi dan rencana serapan tenaga kerja dari ketujuh perusahan tersebut yaitu:
1. PT Meiloon Technology Indonesia (Taiwan)
Perusahaan ini berdiri sejak 1973 di Taiwan dengan nama induk Meiloon Industrial Co, Ltd. Meiloon sudah tercatat melantai di Taiwan Stock Exchange.
Mereka memiliki tiga pabrik, yaitu di Taiwan, Suzhou dan Guangdong di Cina. Setelah melakukan survei lokasi, mereka akhirnya memutuskan untuk merelokasi pabrik di Suzhou ke ke Subang, Jawa Barat.
Investasi yang digelontorkan mencapai US$ 90 juta dan
rencananya akan menyerap sekitar 8.000 tenaga kerja. Proses produksi ditargetkan mulai berjalan semester II 2020.
Perusahaan ini bergerak di bidang Original Design Manufacturer (ODM) dan Original Equipment Manufacturer (OEM) untuk produk high end audio systems dan loudspekers. Adapun 100 persen dari hasil produksi ditujukan untuk pasar internasional alias ekspor.