Kendati demikian, menurutnya beberapa isu geopolitik internasional, seperti perang dagang antara AS dan Cina, serta perubahan status hukum Hong Kong, ikut menekan pertumbuhan ekonomi global tahun ini.
Lesunya pertumbuhan ekonomi tahun ini tercermin dari perdagangan global yang tumbuh negatif, gejolak sektor keuangan yang meningkat, dan harga komoditas yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu.
Berdasarkan skenario optimis Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), perdagangan global mengalami pertumbuhan minus 12,9 persen, sementara untuk skenario pesimisnya mencapai minus 31,9 persen
"Tapi, kegiatan ekonomi di beberapa negara, khususnya Tiongkok dan sejumlah negara Eropa berangsur-angsur pulih, sejalan dengan pelonggaran restriksi kegiatan ekonomi dan penurunan jumlah kasus baru penderita Covid-19," ucap Faisal.